Home / Artikel / KOMPETENSI BROKER PROPERTI MODUL 6: Melakukan Negosiasi dengan Pihak Lain yang Berkaitan Langsung dengan Proses TransaksiKOMPETENSI BROKER PROPERTI MODUL 6: Melakukan Negosiasi dengan Pihak Lain yang Berkaitan Langsung dengan Proses Transaksi Posted on February 28, 2025 by rumahdi1 Negosiasi adalah keterampilan inti bagi seorang broker properti dalam memastikan transaksi berjalan dengan lancar dan menguntungkan semua pihak. Modul ini akan membahas secara komprehensif teknik negosiasi yang efektif berdasarkan standar yang berlaku di Amerika Serikat (National Association of Realtors/NAR) dan Indonesia (Asosiasi Real Estate Broker Indonesia/AREBI). I. PENGERTIAN NEGOSIASI DALAM TRANSAKSI PROPERTI Negosiasi dalam transaksi properti adalah proses komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat, yaitu penjual, pembeli, broker, dan pihak ketiga seperti notaris, bank, atau pengembang. Tujuan negosiasi adalah mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak dengan mempertimbangkan aspek harga, syarat pembayaran, perizinan, serta dokumen legal. Prinsip Dasar Negosiasi Properti Win-Win Solution – Broker harus mencari solusi terbaik yang menguntungkan semua pihak. Transparansi dan Kejujuran – Negosiasi harus dilakukan secara terbuka dan etis. Fokus pada Kebutuhan Klien – Broker harus memahami kepentingan dan ekspektasi klien. Pemahaman Hukum Properti – Setiap transaksi harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia dan Amerika Serikat. Keterampilan Komunikasi – Kemampuan berbicara, mendengarkan, dan bernegosiasi sangat menentukan keberhasilan transaksi. II. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM NEGOSIASI PROPERTI Penjual (Vendor) Memiliki properti yang akan dijual. Ingin mendapatkan harga terbaik dengan waktu transaksi yang cepat. Memerlukan bantuan broker dalam pemasaran dan negosiasi. Pembeli (Buyer) Mencari properti yang sesuai dengan kebutuhannya. Mengharapkan harga terbaik dengan proses transaksi yang aman. Mungkin memerlukan pembiayaan dari bank atau institusi keuangan. Broker Properti (Real Estate Agent) Bertindak sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Membantu dalam pemasaran, negosiasi, dan penyelesaian transaksi. Harus memiliki keterampilan komunikasi dan pemahaman hukum yang baik. Pihak Ketiga Notaris/PPAT (Indonesia) atau Title Company/Escrow Officer (AS) – Bertanggung jawab atas legalitas transaksi. Bank atau Institusi Keuangan – Memberikan fasilitas KPR/KPA kepada pembeli. Pengembang (Developer) – Jika properti yang diperdagangkan berasal dari proyek pengembangan. III. TEKNIK-TEKNIK NEGOSIASI PROPERTI 1. Menyiapkan Strategi Negosiasi Meneliti harga pasar properti serupa di lokasi yang sama. Memahami posisi tawar pihak lain (motivasi penjual dan pembeli). Menganalisis dokumen legalitas properti. Menentukan batas maksimum dan minimum harga negosiasi. 2. Membangun Kepercayaan dan Kredibilitas Menggunakan bahasa yang profesional dan meyakinkan. Memberikan informasi yang akurat dan transparan. Mendokumentasikan semua kesepakatan dalam bentuk tertulis. 3. Teknik Negosiasi Berdasarkan Model Harvard Metode ini sering digunakan dalam standar global, termasuk di AS dan Indonesia: Separate the People from the Problem – Fokus pada solusi, bukan emosi. Focus on Interests, Not Positions – Mengidentifikasi kebutuhan utama kedua belah pihak. Generate Options for Mutual Gain – Mencari solusi kreatif yang menguntungkan kedua pihak. Use Objective Criteria – Menentukan harga dan syarat berdasarkan data pasar, bukan subjektivitas. 4. Menangani Keberatan dalam Negosiasi Beberapa hambatan dalam negosiasi properti meliputi harga yang tidak sesuai, keterbatasan anggaran, atau masalah legalitas. Berikut adalah cara menanganinya: Keberatan Harga – Tawarkan pembanding harga pasar dan nilai tambah properti. Keberatan Pembayaran – Usulkan opsi cicilan atau kerja sama dengan bank untuk pembiayaan KPR/KPA. Keberatan Legalitas – Pastikan properti memiliki dokumen lengkap seperti SHM, IMB, dan PBB. 5. Menutup Negosiasi (Closing the Deal) Ringkas kesepakatan dalam dokumen tertulis. Pastikan pihak yang terlibat memahami syarat dan ketentuan transaksi. Jadwalkan tanda tangan Akta Jual Beli (AJB) di hadapan notaris/PPAT. Lakukan serah terima properti setelah pembayaran selesai. IV. STANDAR USA VS. INDONESIA DALAM NEGOSIASI BROKER PROPERTI Aspek Standar USA (NAR) Standar Indonesia (AREBI) Lisensi Broker Harus memiliki lisensi dari NAR atau negara bagian Disarankan memiliki sertifikasi dari AREBI Etika & Kode Perilaku Mengikuti kode etik Realtors® Mengikuti kode etik AREBI Model Komisi Biasanya 5-6% dari harga jual, dibayarkan oleh penjual Berkisar antara 2-5%, bisa dibayar oleh pembeli atau penjual Pembuatan Perjanjian Menggunakan Listing Agreement atau Exclusive Buyer Agreement Menggunakan Surat Penunjukan Agen Properti (SPAP) Penanganan Dana Menggunakan escrow account untuk keamanan transaksi Menggunakan rekening bersama atau PPAT untuk transaksi aman Negosiasi Fokus pada transparansi, teknologi MLS, dan data pasar real-time Lebih fleksibel, bisa dilakukan secara personal atau dengan sistem lelang V. STUDI KASUS: NEGOSIASI EFEKTIF DALAM TRANSAKSI PROPERTI Kasus 1: Menjual Rumah di Pasar yang Sulit Seorang broker di Jakarta mencoba menjual rumah di lokasi yang kurang diminati. Solusinya: Menggunakan strategi pemasaran digital dan influencer marketing. Menawarkan harga diskon dengan skema pembayaran fleksibel. Bekerja sama dengan bank untuk menyediakan KPR dengan suku bunga kompetitif. Kasus 2: Pembeli dengan Anggaran Terbatas Seorang pembeli ingin membeli apartemen di New York dengan anggaran terbatas. Solusinya: Broker mencari properti di area yang sedang berkembang untuk harga lebih rendah. Menegosiasikan harga dengan developer untuk mendapatkan diskon. Membantu pembeli mendapatkan pembiayaan dengan skema cicilan ringan. VI. KESIMPULAN Negosiasi adalah keterampilan utama yang harus dikuasai oleh broker properti. Dengan menerapkan teknik negosiasi yang efektif dan memahami standar di AS serta Indonesia, seorang broker dapat memastikan transaksi berjalan lancar, menguntungkan semua pihak, serta meningkatkan profesionalisme dalam industri properti. Untuk menjadi broker properti yang sukses, penting untuk terus mengembangkan keterampilan komunikasi, memahami regulasi yang berlaku, dan selalu mengutamakan kepuasan klien dalam setiap transaksi.